Semangat pagi semua!

Jadi ini merupakan postingan dari blog saya yang pertama, tugas dari bu Cahyana, Implementasi Algoritma *yay*

Silakan disimak,

INTERPRETER
Interpreter adalah Perangkat lunak yang mampu mengeksekusi code program (yang ditulis oleh programmer) kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa mesin, sehingga mesin melakukan instruksi yang diminta oleh programmer tersebut. Perintah-perintah yang dibuat oleh programmer tersebut dieksekusi baris demi baris, sambil mengikuti logika yang terdapat di dalam kode tersebut.

110224_interpreter_symbol_text

Proses ini sangat berbeda dengan compiler, dimana pada compiler, hasilnya sudah langsung berupa satu kesatuan perintah dalam bentuk bahasa mesin, dimana proses penterjemahan dilaksanakan sebelum program tersebut dieksekusi.
Interpreter atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Juru Bahasa berbeda dengan Translator atau penterjemah dalam segi media yang dipakai untuk menerjemahkan. Interpreter akan menterjemahkan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara langsung atau orally sementara translator akan menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran secara tertulis.
Java dijalankan menggunakan interpreter yaitu Java Virtual Machine (JVM).
Hal ini menyebabkan source code Java yang telah dikompilasi menjadi Java bytecodes dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda.
COMPILER
Compiler adalah suatu program yang menerjemahkan bahasa program ( source code) kedalam bahasa objek (obyek code). Compiler menggabungkan keseluruhan bahasa program, mengumpulkannya dan kemudian menyusunnya kembali.
java-interpreter
Komplier memerlukan waktu untuk membuat suatu program dapat di eksekusi oleh computer, program yang dieksekusi oleh compiler adalah dapat berjalan lebih cepat disbanding program yang diperoduksi oleh interpreter, disamping itu juga bersifat independen. Contoh program yang menggunakan compiler adalah Visual Basic, Visual Delvi, dan Pascal.
PROGRAMMING PARADIGM
Programming Paradigm atau paradigma pemrograman adalah bentuk pemecahan masalah mengikuti aliran atau “genre” tertentu dari program dan bahasa. Empat paradigma pemrograman yang sangat mendasar dan berbeda pada tiga dekade terakhir adalah:
1. Imperative programming
2. Object-oriented programming
3. Functional programming
4. Logic programming
Beberapa bahasa dirancang mendukung lebih dari satu paradigma. Sebagai contoh, C++ merupakan campuran antara bahasa imperative dan object-oriented, sedangkan Leda dirancang untuk mendukung paradigma pemrograman imperative, object-oriented, functional, dan logic.

1> Imperative programming merupakan paradigma pemrograman paling tua, yang dirancang berdasarkan model komputasi klasik “von Neumann-Eckert” (Gambar 1.1). Pada model ini, program dan variabelnya disimpan bersama, dan program terdiri atas perintah-perintah yang membentuk perhitungan, penyimpanan nilai ke variabel, membaca input, menghasilkan output, atau mengarahkan kontrol dari deret instruksi dalam program.
Abstraksi prosedural membentuk blok untuk imperative programming, misalnya penugasan (assignment), pengulangan (loop), sekuensial, pernyataan kondisi, dan penanganan pengecualian (exception handling). Bahasa pemrograman yang masuk ke dalam paradigma ini antara lain Cobol, Fortran, C, Ada, dan Perl.

2> Object-Oriented Programming (OOP) menyediakan model dimana program merupakan kumpulan obyek yang berinteraksi satu sama lain. Program dalam OOP membungkus (encapsulate) data dan fungsi (atau prosedur) dalam suatu obyek yang umumnya diimplementasikan sebagai suatu kelas (class). Klasi kasi obyek, pewarisan, dan message passing merupakan prinsip-prinsip dasar dalam OOP. Bahasa yang mendukung OOP
antara lain Smalltalk, C++, Java, dan C#.

3> Functional Programming memodelkan suatu masalah komputasi sebagai kumpulan fungsi matematiks, dimana setiap input merupakan domain atau daerah fungsi, dan output berupa range atau wilayah fungsi. Hal ini menjadikan functional programming sebagai bagian dari bahasa yang tidak membenarkan pernyataan penugasan seperti x = x + 1, yang tidak berlaku baik pada functional programming maupun dalam matematika. Fungsi
berinteraksi dengan yang lain menggunakan komposisi fungsi, kondisional, dan rekursif. Bahasa pemrograman yang masuk dalam kelompok ini adalah Lisp (List Programming), Scheme, Haskell, dan ML.

4> Logic Programming atau juga disebut sebagai declarative programming memodelkan masalah dengan menggunakan bahasa deklaratif, yang diimplementasikan dalam bentuk fakta dan aturan. Maka dari itu, bahasa ini juga disebut sebagai rule-based languages. Contoh bahasa pemrograman kelompok ini adalah Prolog (Programming in Logic).